Aku menerbangkan pandanganku…. Nampak begitu aneh
Sungguh sesuatu yang sangat mengerikan terjadi,
Seorang anak manusia kehilangan rasa malu, tidak hanya seorang..... tapi seluruh
Kemaksiatan terhambur merata menutupi muka bumi ini
Entah kemana perginya amar yang menyerukan kebenaran dan sang nahyi, yang tesisa hanya munkar keburukan,,,,,,,,,,
Entah mungkin keduanya telah pensiun dan kembali kelangit.
Bahkan sholat pun tak nampak lagi,,, atau manusia sudah melupakannya.
Merinding bulu kudukku merasakan kengerian yang amat.
Dunia terasa gelap tak ada cahaya meski hanya secercah.
Sungguh kebaikan telah menguap dari muka dunia .
Aku terus melangkahkan kaki menelusuri setiap sudut gelap ini,
Hingga baru ku tersadar ada secercah cahaya yang mulai muncul, semakin lama semakin terang.
Sejenak ku amati, ia lebih mirip sebuah bola api yang sangat besar,
Bola itu sangat serupa dengan matahari yang selalu terbit di pagi hari dari timur,
Tiba-tiba ku terhenyak menyadari bola itu ternyata muncul dari barat,,,
Duniapun menjadi hening, saolah penghuninya telah menghilang,
Lalu,,,, duar,,,rrrr...........................
suara yang begitu keras memekakan telinga, disusul jeritan manusia-manusia yang membahana
membelah langit menerbangkan gunung-gunung, air laut tumpah membanjiri bumi dan bintang-bintang berjatuhan dari tempatnya,
takut galau dan bingung sungguh ku tak mampu tuk bergeming.
Hiruk pikuk manusia berlarian menyelamatkan diri, tapi sungguh tidak ada celah
Semua hancur berhambur dan melebur,
Bumi terguncang kehilangan pasaknya langit runtuh kehilangan penyangganya
Permukaan bumi ibarat digulung dengan paksa.
Keringatku mengucur semakin deras tanganku bergetar begitu hebat dan kakiku tak mampu lagi menahan beban tubuhku,
Akupun terjerembab jatuh dan tersungkur seolah terhimpit lapisan-lapisan bumi
Sesak sempit dan sakit, napasku terengah terhimpit dan tersenggal
Sungguh aku tak lagi mampu bernafas..........................
Tolong.................................
Dan akhirnya ku terbangun, ku dapati keringat membasahi tubuhku
Badanku masih bergetar kakiku masih terkulai dan nafasku masih memburu
Teringat apa yang kualami seolah nyata
Lalu ku kuatkan kaki melangkah, bergegas ku ambil air wudhu dan ku berdiri untuk bertaubat..........dengan sebenar-benar taubat.
Sungguh aku takut pada siksamu ya Robbi.
Dan aku tak sanggup menghadpi adzabMu.
Ampunila aku dan hindarkanlah aku dari datangnya hari akhir itu.
Karena seburuk-buru kaum adalah yang menghadapi hari akhir.
Keadaan dimana tidak ada lagi kebaikan di muka bumi, na’udzubillah tsumma na’udzubillah men dzalik.
-’Written by fidya adhnan’-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar